Apa itu Arus Listrik?

Halaman ini memberikan pengetahuan dasar tentang arus listrik serta pengenalan topik yang mudah dipahami seperti perbedaan antara arus dan tegangan, berbagai jenis arus, dan metode pengukuran arus. Setelah Anda membacanya, Anda seharusnya memiliki pemahaman dasar tentang arus listrik.

Apa itu arus listrik?

arus listrik mengacu pada aliran listrik dalam suatu rangkaian elektronik, dan jumlah listrik yang mengalir melalui suatu rangkaian. Itu diukur dalam ampere (A). Semakin besar nilai dalam ampere maka semakin banyak listrik yang mengalir pada rangkaian tersebut.

Listrik mudah divisualisasikan jika Anda menganggapnya sebagai aliran air di sungai (Lihat Gambar 1). Partikel yang disebut elektron berkumpul, dan jumlah elektron yang mengalir setiap detik adalah arus.

Perbedaan antara tegangan dan arus

Tegangan adalah istilah lain yang digunakan untuk rangkaian elektronik sesering arus. Tegangan diukur dalam volt (V). Seperti arus, tegangan juga berhubungan dengan aliran elektron dalam suatu rangkaian. Arus mengacu pada aliran elektron, sedangkan tegangan mengacu pada besarnya gaya yang mendorong elektron yang mengalir.

Semakin tinggi tegangannya, semakin banyak arus yang mengalir; tegangan yang lebih rendah berarti arus yang lebih lemah.

Resistansi juga mempunyai dampak yang signifikan terhadap aliran arus. Bayangkan hambatan sebagai lebar aliran elektron. Semakin besar hambatannya, semakin sempit lebar aliran elektron, dan oleh karena itu semakin rendah arus. Sebaliknya, resistansi yang lebih rendah akan meningkatkan lebar aliran elektron, sehingga memungkinkan lebih banyak arus mengalir sekaligus.

  • Gambar 1: Hambatan dan arus dapat dibandingkan dengan aliran sungai

Jika Anda ingin lebih banyak arus mengalir pada nilai resistansi tertentu, Anda dapat melakukannya dengan menaikkan tegangan. Daya umumnya dihitung dengan mengalikan arus (A) dengan tegangan (V), menghasilkan hasil yang dinyatakan dalam watt (W). Dengan begitu, arus dan tegangan memang berbeda, namun keduanya merupakan elemen penting dalam dunia ketenagalistrikan.

arus searah dan arus bolak-balik

Arus Searah (DC)

Istilah arus dan tegangan mencakup berbagai jenis fenomena, dan satu perbedaan utama yang dapat dibuat adalah arus searah dan arus bolak-balik. arus searah (DC) mengacu pada arus dan tegangan yang arahnya tidak berubah.

Contoh tipikalnya adalah listrik yang disediakan oleh sel kering dan baterai lithium-ion yang digunakan di mobil. Dengan arus searah, tegangan selalu positif (atau selalu negatif), dan arus selalu mengalir dalam arah yang sama. Akibatnya, perangkat tidak dapat beroperasi jika baterai dipasang dengan kutub terbalik.

Arus Bolak-balik (AC)

Sebaliknya, arus bolak-balik (AC) mengacu pada arus dan tegangan yang arah dan besarnya bervariasi secara teratur sepanjang waktu. Bentuk gelombang arus AC dibedakan menjadi berbagai macam bentuk, antara lain gelombang sinus, gelombang persegi, gelombang gigi gergaji, dan gelombang segitiga.

Listrik AC digunakan oleh jaringan listrik, misalnya pada stopkontak rumah tangga. Namun, sebagian besar perangkat elektronik standar mengubahnya menjadi arus DC dengan sirkuit internalnya. Lalu mengapa jaringan listrik menggunakan arus AC?

Alasannya ada hubungannya dengan penularan. Resistansi pada saluran listrik menyebabkan rugi-rugi pada saat arus disalurkan, namun rugi-rugi tersebut dapat dikurangi dengan menaikkan tegangan. Namun, sulit untuk menghasilkan arus DC tegangan tinggi, sehingga listrik disalurkan sebagai arus AC dan kemudian diturunkan ke tegangan yang lebih rendah oleh trafo sebelum disuplai ke perangkat listrik melalui jaringan listrik. Kemudian perangkat tersebut, dalam banyak kasus, mengubah arus AC menjadi arus DC dengan sirkuit internalnya sehingga dapat digunakan.

Metode untuk mengukur arus listrik

Untuk mengukur arus listrik, Anda perlu menggunakan alat seperti multimeter digital. Fungsinya berbeda-beda menurut produk, namun multimeter digital dapat melakukan berbagai pengukuran, termasuk tidak hanya arus, tetapi juga tegangan dan hambatan.

Saat mengukur arus listrik dengan multimeter digital, Anda harus mengatur instrumen ke fungsinya arus sebelum melakukan pengukuran. Instrumen akan memiliki sejumlah unit tampilan, misalnya μA, mA, dan A, jadi Anda harus memilih rentang pengukuran yang paling sesuai dengan arus yang Anda ukur.

Saat mengukur arus, sambungkan terminal negatif ke stopkontak COM dan terminal positif ke stopkontak A pada instrumen sehingga multimeter seri dengan rangkaian.

Tindakan pencegahan saat mengukur arus

Berhati-hatilah untuk tidak menerapkan tegangan saat fungsi arus dipilih. Melakukan hal itu dapat merusak instrumen dengan menyebabkan arus berlebih mengalir melaluinya. Sebenarnya, instrumen menggunakan sekering untuk melindungi sirkuitnya, tetapi praktik yang baik untuk berhati-hati karena arus berlebih dapat merusak instrumen. Beberapa multimeter digital tidak memiliki terminal input arus untuk menghindari bahaya ini.

Menggunakan multimeter digital untuk mengukur arus

Arus mengacu pada aliran listrik dalam suatu rangkaian elektronik, dengan angka yang lebih besar menunjukkan lebih banyak listrik. Meskipun arus berbeda dengan tegangan, keduanya merupakan konsep penting dan penting untuk dipahami masing-masing.

Arus dapat diukur menggunakan multimeter digital. Mengapa tidak mencoba mengukur arus berdasarkan informasi yang diperkenalkan di halaman ini?

Produk-Produk Terkait

Info Selengkapnya